Materi Biologi SMA Kelas 12 Bab Pola-Pola Hereditas Pautan.
Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik mampu menjelaskan pola-pola hereditas pautan pada makhluk hidup dengan benar setelah melakukan kegiatan diskusi.
- Peserta didik mampu menyajikan hasil persilangan yang melibatkan peristiwa pindah silang dan pautan dengan tepat setelah melakukan pengamatan dan percobaan.
- Peserta didik mampu menyajikan diagram persilangan hasil peristiwa pola-pola hereditas pautan dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi.
Pola-Pola Pewarisan Sifat
Pola-pola hereditas pautan dapat dibedakan menjadi enam macam.
1. Determinasi Seks
Determinasi seks merupakan proses penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup berdasarkan kromosom kelamin (gonosom) yang diwariskan secara bebas oleh gamet parental kepada keturunannya melalui proses meiosis. Dalam penentuan jenis kelamin sangat dipengaruhi oleh adanya kromosom seks.
Penurunan jenis kelamin pada manusia dari orang tua kepada anaknya ditentukan oleh kromosom ayahnya. Perlu Anda ketahui bahwa penurunan jenis kelamin pada manusia sama dengan penurunan jenis kelamin pada makhluk hidup lainnya. Hanya saja tipe-tipe penentuan jenis kelaminnya berbeda.
2. Pautan Gen (Gen Linkage)
Pautan merupakan salah satu penyebab penyimpangan semu terhadap hukum Mendel. Pautan gen terjadi akibat gen-gen terletak pada lokus yang berdekatan dalam kromosom yang sama dan saat proses pembentukan gamet saling berkait atau berikatan. Contoh peristiwa pautan gen, yaitu terdapat pada Drosophila melanogaster. Jumlah pautan tergantung pada jumlah pasangan kromosom dan panjang kromosom. Makin banyak gen yang berpautan mengakibatkan keanekaragaman individu makin besar.
3. Pindah Silang
Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru dari sifat induknya. Pindah silang umumnya terjadi pada peristiwa gametogenesis saat meiosis. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet, yaitu dua macam gamet yang sifatnya sama dengan induk (tipe parental) dan dua macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan). Faktor-faktor yang memengaruhi pindah
silang antara lain temperatur, umur, zat kimia, sinar X, dan jarak antara gen-gen. Pengaruh setiap faktor-faktor tersebut terhadap pindah silang dijelaskan seperti berikut.
- Temperatur kurang atau lebih dari temperatur kamar dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
- Makin bertambah umur (tua) suatu individu, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
- Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
- Adanya penyinaran sinar X dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
- Makin jauh jarak antara satu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
4. Gagal Berpisah
Pasangan kromosom pada meiosis I maupun meiosis II dapat mengalami gagal berpisah. Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau kekurangan kromosom (sel aneuploidi). Gagal berpisah dapat terjadi pada kromosom kelamin (gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).
5. Pautan Seks (Rangkai Kelamin)
6. Gen letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian apabila berada dalam keadaan homozigot. Gen letal mengakibatkan perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid = 2 : 1. Gen letal ada dua macam, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal dominan adalah gen dominan yang dapat mengakibatkan kematian individu apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun, apabila individu memiliki gen heterozigot hanya akan mengalami kelainan. Contoh peristiwa gen letal dominan, yaitu pewarisan sifat ayam redep, warna rambut tikus, dan kelainan brakidaktili pada manusia.
Gen letal resesif adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian individu apabila memiliki gen homozigot resesif. Sementara itu, apabila individu dalam keadaan heterozigot bersifat normal, tetapi pembawa gen letal. Contoh peristiwa gen letal resesif, yaitu pewarisan warna daun tanaman jagung dan kelainan ichthyosis congenita pada manusia.